80% Eksekutif di Indonesia Terancam Jatuh Miskin Saat Pensiun

Semua manusia kelas pasti akan memasuki masa pensiun. Selama masih dalam masa produktif bekerja, manusia wajib menyiapkan dana pensiun sejak dini agar siap finansial ketika memasuki pensiun kelak.

Hasil survey yang dilakukan Citibank dan AC Nielsen (dimuat dalam Majalah SWA), mengungkapkan bahwa 80% eksekutif di Indonesia terancam miskin di hari tua. Hal tersebut dikarenakan para eksekutif muda berusia antara 30-45 tahun dengan penghasilan lebih dari 15 juta per bulan, yang berasal dari kalangan profesional, manager, eksekutif, dan “businessman” atau yang sering diistilahkan dengan PMEB, sebagian besar tidak mempunyai perencanaan keuangan untuk pensiun. Ditunjang dengan gaya hidup dan pola konsumti, berapapun penghasilan mereka akan tersedot habis untuk menunjang gaya atau pola hidup tinggi, konsumtif, dan tanpa perencanaan masa pensiun.

Masa pensiun adalah masa dimana seseorang tidak mendapatkan pendapatan lagi dan justru mengambil dari hasil tabungan. Tanpa perencanaan yang baik, maka di usia tua harus tetap harus bekerja keras / mengandalkan anak / hidup dari sumbangan orang lain. Semua orang tua pasti menginginkan anak-anaknya menjadi mandiri saat dewasa dan sukses membangun keluarganya sendiri. Tugas orang tua untuk meningkatkan kesejahteraan anak dan keluarganya dan bukannya justru membebaninya secara financial.

Miskin? Ya, ini merupakan momok yang ditakuti oleh siapapun, mengapa ini dapat terjadi bagi mereka yang akan memasuki pensiun? Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (basic needs approach) yang diukur dari sisi pengeluaran.

Ada tiga kesalahan utama dalam merencanakan program pensiun sehingga dapat menyebabkan kemiskinan itu terjadi yaitu:
1.      Terlambat memulai;
2.      Menyimpan terlalu sedikit;
3.      Penempatan dana pensiun yang sangat konservatif.

Jika kita sebagai karyawan / businessman maka ada suatu kewajiban tambahan yang harus dilakukan yaitu mutlak untuk memulai melakukan investasi dengan tujuan untuk menyongsong masa pensiun. Mengapa ini menjadi mutlak?, jawabnya singkat agar tidak miskin disaat pensiun.

Fakta yang ada, banyak diantara kita yang masih muda dengan kisaran usia 20 tahunan hingga awal 30 tahunan lupa bahkan tidak memikirkan masalah pensiun sama sekali. Suka atau tidak pensiun itu pasti datang. Bicara masalah pensiun banyak diantara mereka yang berpikir bahwa pensiun masih jauh, lebih baik memikirkan kebutuhan finansial lain seperti  memiliki rumah, membeli makanan dan perlengkapan anak (susu, pampers, dll).

Sebagai konsekuensi atas prioritas kebutuhan maka kebutuhan jangka pendeklah yang ‘wajib’ diperhatikan dan dilakukan terlebih dahulu, kebutuhan pensiun 'nyaris' dilupakan.

Rencanakan besarnya dana pensiun yang sesuai kebutuhan dan life style kita.
Sebagai informasi, salah satu pertimbangan dalam menghitung besarnya dana pensiun adalah tingkat inflasi.

Asumsi kenaikan biaya kebutuhan pokok rata-rata sebesar 5% pertahun (inflasi) sebagai contohnya jika standar kebutuhan hidup seseorang (dan pasangannya) yang sebesar 2 juta / bulan saat ini, maka ketika 20 tahun kemudian dibutuhkan  biaya hidup sekitar 5.31 juta / bulan untuk hidup dengan standar yang sama.

Bagaimana seharusnya menentukan besarnya dana pensiun? Segera hubungi Perencana Keuangan yang professional dan siap membantu Anda.

0 komentar:

Posting Komentar